Kenapa koperasi belum menjadi soko guru ? Menurut
saya pribadi,Koperasi adalah salah satu badan usaha yang harus di kembangkan
dan di perhatikan oleh pemerintah, akhir-akhir ini nama koperasi nyaris tidak
terdengar,semua masyarakat kebanyakan menggunakan bank-bank atau lembaga usaha
yang lain.knp demikian ? menurut saya karena kurang perhatian nya pemrintah
akan koprasi, kurang percaya nya masyarakat terhadap koperasi tersebut,asing
nya nama Koperasi, kurang nyaman nya koperasi ( karena banyak koprasi yang
menipu), dan karena nya kurang peminatnya membuat suatu koperasi.hal-hal
tersebut yang menyebabkan Koperasi sampai saat ini belum bisa di katakan
sebagai soko guru.hal ini sangatlah memperhatin.
berikut kutipan artikel yang saya dapat,untuk
memperjelas argumen saya :
soko guru ekonomi Indonesia seperti yang
didengung-dengungkan selama ini. Koperasi di Indonesia masih sebatas soko murid
atau hanya bersifat pelengkap dalam percaturan bisnis nasional. "Bahkan
Jangankan soko guru, kondisi soko murid pun belum layak disandang oleh
koperasi-koperasi di Indonesia," kata Ketua UKM Center Fakultas Ekonomi
UI, Nining I Soesilo, di Jakarta, (20/7).
Padahal, kata isteri Sekretaris Kemenko Kesra, Indroyono Soesilo ini, konsep koperasi di Indonesia sudah bagus dan tertuang dalam pasal 33 ayat 3 UUD 1945. Namun, sayangnya, konsep ini hanya sering muncul sebagai wacana.
Selain itu, Lulusan arsitek ITB ini menilai, para pengurus koperasi di Indonesia juga belum memiliki reputasi baik.
Bahkan tidak jarang koperasi sering dijadikan ajang baku hantam bagi yang bermimpi meraih kekuasaan lebih tinggi dengan memanfaatkan suara terbanyak dari anggota. "Tidak dipungkiri banyak koperasi yang baik dan sukses di Indonesia, namun banyak juga koperasi 'abal-abal' yang menodai reputasi perkoperasian nasional. Saya sendiri pernah jadi korban koperasi abal-abal ini," kata peraih penghargaan pada Gerakan Kewirausahaan Nasional II pada 8 Maret 2012 dari Menkop UKM, Syarifuddin Hasan.
Adanya kerentanan dalam tubuh koperasi dan UKM, maka menurut dia, perlu pengelolaan kewaspadaan dan kerja keras. Karena sektor riil kapan saja bisa runtuh.
Nining juga mengkritisi belum jelasnya konsep koperasi di perguruan tinggi. Pasalnya, hingga kini belum ada buku panduan tentang koperasi yang baku.
Dikatakan Nining, untuk satu universitas negeri ternama seperti UI, membuat textbook tentang koperasi saja tidak bisa. Hal ini mencerminkan koperasi Perguruan Tinggi di Indonesia memang tidak maju, karena pengajarnya suka baku hantam sendiri. "Konsepnya sengaja tidak diperjelas secara akademis," katanya.
Perempuan bernama lengkap Nining Sri Astuti ini, 'terpaksa' membujuk salah satu pengajar koperasi senior di UI, Bahri Nurdin, agar membuat buku panduan tentang koperasi. Namun sampai yang bersangkutan wafat, buku panduan (textbook) koperasi belum jadi. Hal ini terjadi karena dosen/pengajar lain juga tidak pernah sinkron dalam menulis dan mengajarkan tentang koperasi. "Akhirnya, tim UKM Center FEUI diputuskan membuat alternatif textbook dalam wadah sektor keuangan mikro yang di dalamnya ada mengenai koperasi serta usaha kecil dan menengah (UKM)," kata peraih Satyawacana Wira Karya yang diberikan Presiden SBY pada Hari Koperasi 2012 di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, lalu.
Padahal, kata isteri Sekretaris Kemenko Kesra, Indroyono Soesilo ini, konsep koperasi di Indonesia sudah bagus dan tertuang dalam pasal 33 ayat 3 UUD 1945. Namun, sayangnya, konsep ini hanya sering muncul sebagai wacana.
Selain itu, Lulusan arsitek ITB ini menilai, para pengurus koperasi di Indonesia juga belum memiliki reputasi baik.
Bahkan tidak jarang koperasi sering dijadikan ajang baku hantam bagi yang bermimpi meraih kekuasaan lebih tinggi dengan memanfaatkan suara terbanyak dari anggota. "Tidak dipungkiri banyak koperasi yang baik dan sukses di Indonesia, namun banyak juga koperasi 'abal-abal' yang menodai reputasi perkoperasian nasional. Saya sendiri pernah jadi korban koperasi abal-abal ini," kata peraih penghargaan pada Gerakan Kewirausahaan Nasional II pada 8 Maret 2012 dari Menkop UKM, Syarifuddin Hasan.
Adanya kerentanan dalam tubuh koperasi dan UKM, maka menurut dia, perlu pengelolaan kewaspadaan dan kerja keras. Karena sektor riil kapan saja bisa runtuh.
Nining juga mengkritisi belum jelasnya konsep koperasi di perguruan tinggi. Pasalnya, hingga kini belum ada buku panduan tentang koperasi yang baku.
Dikatakan Nining, untuk satu universitas negeri ternama seperti UI, membuat textbook tentang koperasi saja tidak bisa. Hal ini mencerminkan koperasi Perguruan Tinggi di Indonesia memang tidak maju, karena pengajarnya suka baku hantam sendiri. "Konsepnya sengaja tidak diperjelas secara akademis," katanya.
Perempuan bernama lengkap Nining Sri Astuti ini, 'terpaksa' membujuk salah satu pengajar koperasi senior di UI, Bahri Nurdin, agar membuat buku panduan tentang koperasi. Namun sampai yang bersangkutan wafat, buku panduan (textbook) koperasi belum jadi. Hal ini terjadi karena dosen/pengajar lain juga tidak pernah sinkron dalam menulis dan mengajarkan tentang koperasi. "Akhirnya, tim UKM Center FEUI diputuskan membuat alternatif textbook dalam wadah sektor keuangan mikro yang di dalamnya ada mengenai koperasi serta usaha kecil dan menengah (UKM)," kata peraih Satyawacana Wira Karya yang diberikan Presiden SBY pada Hari Koperasi 2012 di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, lalu.
Sumber argument :
http://www.jurnas.com/news/66808/Koperasi_Belum_Jadi_Soko_Guru_Ekonomi_Indonesia/1/Sosial_Budaya/Pendidikan
No comments:
Post a Comment